あいさつ (Aisatsu)
Aisatsu adalah kata dalam bahasa Jepang yang berarti “salam”. Kata ini berasal dari dua kanji yang keduanya memiliki arti yang sama yaitu lebih dekat (kepada seseorang). Di Jepang dan juga di tempat lain, salam menunjukkan kesopanan seseorang, walaupun hal itu merupakan pilihan tetapi seperti interaksi sosial lainnya di Jepang, salam sepertinya sudah menjadi sebuah ritual budaya. Aisatsu di ucapkan kepada seseorang dalam kondisi tertentu.
はじめまして
Hajimemashite : Salam kenal
どうぞ よろしく おねがいします
Douzo yoroshiku onegaishimasu : Mohon kerjasamanya/bimbingannya
わたし の なまえ わ (nama) です
Watashi no namae wa (nama) : Nama saya adalah (nama)
わたし わ よん じゅう はち こうこう の じゅう ねんせい です
Watashi wa yon juu hachi koukou no juu nensei desu :
Saya bersekolah di SMA Negeri 48 Jakarta, kelas 10
Ucapan Salam Pertemuan
1. Konnichiwa = Selamat siang/ halo
2. Ohayou Gozaimasu = Selamat pagi
3. Konbanwa = Selamat malam
4. Oyasuminasai = Selamat beristirahat/ selamat tidur
5. Sayounara = Selamat tinggal/ sampai jumpa
6. Dewa mata/ mata ato de = Sampai nanti
7. Mata ashita = Sampai besok
Ucapan Menanyakan Kabar/keadaan
1. Ogenki desu ka = Bagaimana kabarmu?
2. Hai, genki desu. = Ya, kabarku baik
3. Iie, genki dewa arimasen = Tidak, kabarku buruk/kurang sehat
First Greeting (sambil melakukan ojigi)
Kata pertama yang diucapkan ketika melakukan perkenalan diri untuk pertama kalinya dalam bahasa Jepang adalah hajimemashite (初めまして), secara harfiah bila diterjemahkan ‘senang bertemu’, ‘perkenalkan’, ‘salam kenal’. Hajimemashite diucapkan sambil melakukan ojigi (membungkuk gaya orang Jepang/bowing)
Bagi wanita ketika melakukan ojigi, tangan diletakan di bawah perut dan saling ditumpuk satu sama lain, jari-jari ditutup bersama-sama.
Pria biasanya menaruh kedua tangan di posisi samping (seperti sikap tegap). Tingkat derajat kemiringan ojigi tergantung dari situasi.
Dalam budaya masyarakat Jepang modern, ojigi 20 derajat dipandang etika yang baik dalam berbagai situasi. Ojigi dengan kemiringan sudut 30 derajat merupakan posisi yang sangat sopan, dan digunakan dalam situasi bisnis. Ingat untuk melakukan ojigidengan membungkuk dari pinggang, bukan hanya menundukkan kepala. Dan juga ketika melakukan ojigi, wajah pandangannya harus ke bawah. Membungkuk dengan wajah sambil menatap lawah bicara, ini merupakan sikap yang salah.
Pria biasanya menaruh kedua tangan di posisi samping (seperti sikap tegap). Tingkat derajat kemiringan ojigi tergantung dari situasi.
Dalam budaya masyarakat Jepang modern, ojigi 20 derajat dipandang etika yang baik dalam berbagai situasi. Ojigi dengan kemiringan sudut 30 derajat merupakan posisi yang sangat sopan, dan digunakan dalam situasi bisnis. Ingat untuk melakukan ojigidengan membungkuk dari pinggang, bukan hanya menundukkan kepala. Dan juga ketika melakukan ojigi, wajah pandangannya harus ke bawah. Membungkuk dengan wajah sambil menatap lawah bicara, ini merupakan sikap yang salah.
Menyebutkan Nama
Setelah mempelajari ojigi, selanjutnya kita akan belajar bagaimana cara menyebutkan nama. Ada beberapa cara untuk menyebutkan nama dalam bahasa Jepang tergantung situasi pembicaraan. Berikut ini akan dijelaskan mengenai situasinya.
Situasi sangat formal (bisnis, pertemuan keluarga mertua/menantu)
Situasi formal
Watashi no namae wa John Watt desu.
私の名前はジョン・ワットです。
Nama saya John Watt.
私の名前はジョン・ワットです。
Nama saya John Watt.
Casual (percakapan non-formal)
John desu
ジョンです。
Saya John.
ジョンです。
Saya John.
Setelah menyebutkan nama lengkap, selanjutnya kamu juga dapat memberitahu nama panggilanmu seperti pada contoh berikut ini.
Formal / Bisnis
Hajimemashite. John Watt to moushimasu. John to yonde kudasai.
初めまして。ジョン・ワットと申します。ジョンと呼んでください。
Salam kenal. Nama saya John Watt. Panggil saya John.
初めまして。ジョン・ワットと申します。ジョンと呼んでください。
Salam kenal. Nama saya John Watt. Panggil saya John.
Non-formal
Andika Revin desu. Revin demo ii yo.
アンディカ・レヴィンです。レヴィンでもいいよ。
Saya Andika Revin. Boleh dipanggil juga Revin.
アンディカ・レヴィンです。レヴィンでもいいよ。
Saya Andika Revin. Boleh dipanggil juga Revin.
0 comments:
Post a Comment